Senin, 04 Januari 2010

makalah

PSIKOLOGI UMUM
A. PENDAHULUAN
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yang ada pada individu atau organisme pada sewaktu-waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah, ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar,atau merasakan sesuatu. Menurut Chaplin (1972) yang dimaksud dengan perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, sehingga emosi berbeda dengan mood. Mood atau suasana hati pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama dari pada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi. Apabila seseorang mengalami marah (emosi), maka kemarahan tersebut tidak segera hilang begitu saja, tetapi masih berlangsung dalam jiwa seseorang (ini dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang bersangkutan, namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen. Temperamen adalah keadaan psikis seseorang yang lebih permanent dari pada mood, karena itu temperamen lebih merupakan predisposisi yang ada pada diri seseorang, dan karena itu temperamen lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila dibandingkan dengan mood.
Inilah gambaran secara umum dari ‘psikologi’ yang akan kami bahas dengan beberapa penjelasan khusus mengnai pengertian perasaan, tiga dimensi perasaan dan gejala-gejala kejasmanian, macam-macam perasaan, affek dan stemming, simpati dan empati, dan masalah-masalah praktis.

B. GEJALA PERASAAN DAN EMOSI
1.Pengertian Perasaan
Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif.
Unsur-unsur perasaan:
a. Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal 
b. Bersangkut paut dengan gejala mengenal 
c. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatnya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya denga pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.
Gejala perasaan kita tergantung pada:
a. Keadaan jasmani
Misalnya badan kita dalam keadaan sakit, perasaan kita lebih mudah tersinggung dari pada kalau badan kita dalam keadaan sehat dan segar.
b. Pembawaan 
Ada orang yang mempunyai pembawaan perasaan halus, sebaliknya ada pula yang kebal perasaannya.
c. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu keadaan yang pernah mempengaruhi dapat memberikan corak dalam perkembangan perasaannya.
Selain factor yang mempengaruhi perasaan seperti tersebut diatas masih banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi perasaan manusia, misalnya: keadaan keluarga, jabatan, pergaulan sehari-hari, cita-cita hidup dan sebagainya. Dalam kehidupan modern banyak macam-macam alat yang digunakan untuk memperkaya rangsangan emosi, seperti: televise, radio, gambar, film, majalah, dan sebagainya.
Perasaan selain tergantung kepada stimulus yang datang dari luar, juga bergantung pada:
a) keadaan jasmani individu yang bersangkutan 
Pada umumnya orang yang dalam keadan sakit, sifatnya lebih terasa bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang sehat. Ini berhubungan erat antar keadaan jasmani dengan keadaan psikis individu.
b) Keadaan dasar individu 
Hal ini berhubungan dengan struktur pribadi individu sehingga turut menentukan medah tidaknya seseorang mengalami sesuatu perasaan.
c) Keadaan individu pada sewaktu-waktu atau keadaan yang temporer seseorang. Misalnya orang yang sedang kalut pikirannya akan mudah terkena perasaan bila dibandingkan dengan orang dalam keadaan normal.

2. Tiga Dimensi Menurut Wundt
Menurut Wundt perasaan tidak hanya dapat dialami sebagai perasaan yang senang atau tidak senang. Tetapi masih dapat dilihat dari dimensi lain.
Tiga dimensi perasaan menurut Wundt: 
1) Memang salah satu segi perasaan itu alami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
2) Perasaan itu dapat dialami sebagai suatu hal yang ‘excited’ atau sebagai ‘innert feeling’ sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang menampak.
3) ‘expextancy’ dan ‘release feeling’ yaitu sesuatu perasaan yang dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih dalam penghargaan. Tetapi ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau ‘release’.
Sehubungan dengan soal waktu dan perasaan, Stern (lih. Bigot, dkk.,1950) membedakan perasaan dalam tiga golongan yaitu:
1) Perasaan presens yaitu yang bersangkutan dengan keadaan sekarang nyata dihadapi, hal ini berhubungan dengan situasi actual.
2) Perasaan yang menjangkau maju merupakan jangkauan kedepan, yaitu perasaan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan.
3) Perasaan yang berhubungan dengan waktu-waktu yang telah lalu, yaitu perasaan yang timbul dengan melihat kejadian-kejadian yang telah lalu.
3. Perasaan dan Gejala-gejala Jasmani
Keadaan tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang menimbulkan gerakan tubuh. Sehingga dapat mengira-irakan apa yang dirasakan orang lain dengan memperhatikan gerakannya secara visual, misalnya: dari gerak matanya, lirik matanya, kerut keningnya, gerak mulutnya dan sebagainya.
Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat berwujud:
• Mimik, gerak roman muda
• Panto mimik / mimic gerakan-gerakan anggota badan bagi orang bisu tuli
• Gejala pada tubuh, seperti denyut jantung bertambah cepat dari biasanya muka menjadi pucat dan sebaliknya.
Empat macam tinkatan dalam perasaan menurut Max Scheler:
1) Perasaan tingkat sensoris yaitu perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas dingin, dll.
2) Perasaan ini bergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah, dll.
3) Perasaan kejiwaan / psikis yaitu perasaan seperti rasa gembira, susah, takut, dll.
4) Perasaan kepribadian yaitu perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan kepribadian, misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas, dll.
Bigot Khonstam, palland.1950 memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1) Perasaan keinderaan 
Adalah perasaan yang berhubungan erat dengan alat-alat indera, misalnya perasaan yang berhubungan dengan pengecapan, seperti rasa asam, asin, pahit, dan sebagainya juga termasuk perasaan lapar, haus, sakit, lelah, dan sebagainya.
2) Perasaan kejiwaan 
Terbagi atas:
a) Perasaan intelektual yaitu perasaan yang timbul apabila orang dapat memecahkan suatu soal,atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya. Perasaan ini juga dapat merupakan pendorong atau motivasi dalam lapangan ilmu pengetahuan.
b) Perasaan kesusilaan yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut norma-norma kesusilaan.
c) Perasaan keindahan/ perasaan estetika yaitu perasaan yang timbul apabila seseorang mengalami sesuatu yang indah atau yang tidak indah. Orang akan mengalami perasaan senang apabila mempersepsi sesuatu yang indah dan sebaliknya.
d) Perasaan kemasyarakatan / perasaan social yaitu perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan interaksi sosial , yaitu hubungan individu dengan individu lain. Perasaan ini bermacam-macam coraknya, missal perasaan senang/simpati, perasaan tidak senang/antipati.
e) Perasaan harga diri merupakan perasaan yang menyertai harga diri seseorang. Perasaan harga diri ini dapat positif apabila individu dapat menghargai dirinya sendiri secara baik, tetapi sebaliknya perasaan harga diri ini dapat negatif apabila seseorang tidak dapat menghargai dirinya secara baik.
f) Perasaan ke-Tuhanan yaitu perasaan yang timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat serba sempurna. Perasaan percaya ini akan mendorong seseorang untuk berbuat baik, berbuat soleh. Orang akan merasa senang, merasa bahagia jika dapat menjalankan perintah-perintah Nya, sebaliknya orang akan merasa sedih, merasa bersalah apabila melanggar hal-hal yang telah digariskan oleh-Nya.


4. affek dan Stemming (Suasana Hati)
Affek merupakan peristiwa psikis dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat kuat yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala-gejala jasmani yang hebat pula. Affek pada umumnya tidak pernah berlangsung lama, karena bersifat terlalu kuat, misalnya: ledakan dendam kesumat, kebencian yang menyala-nyala, cinta birahi, kestase (kehanyutan jiwa) dan sebagainya.
Wilhelm Wundt tokoh psikologi dalam sebuah analisis introspeksi telah menemukan affek dalam 3 komponen, yaitu:
1. Affek yang disertai perasaan senang dan tidak senang
2. Affek yang menimbulkan kekuatan jiwa atau melemahkan 
3. Affek yang berisi penuh ketegangan dan affek penuh relaks (mengendorkan).
Immanuel Kant membagi affek dalam 2 kategori, yaitu:
1. Affek stehenis (sthenos = kuat, perkasa) dengan individu menyadari kemampuan dan kekuatan ketenangan, sehingga aktivitas jasmani dan rohani bias dipertinggi, misalnya dorongan untuk bekerja. 
2. Affek asthenis ialah affek membawa perasaan kehilangan kekuatan sehingga melumpuhklan diri dan sebagainya.
Stemming atau suasana hayi dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama. Lebih tenang berkesinambungan dengan cirri-ciri persamaan senang atau tidak senang.

5. Simpati dan Empati
Simpati adalah suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain. Disisni ada feeling with another person. Simpati dapat timbul karena perasaan cita-cita mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama dan sebagainya. Gejala perasaan yang berlawanan dengan simpati adalah antipati. Gejala perasaan ini dapat berwujud suatu kebencian.
Empati adalah suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andai kata dia dalam situasi orang lain. Didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain, disini ada situasi ‘feeling into a person or thing’.

6. Masalah-masalah Praktis
1. Fungsi perasaan
a) Mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada setiap perbuatan dan kemauan kita
b) Perasaan itu cepat mudah menular, misalnya guru yang mempunyai stemming dasar lincah, gembira memiliki banyak humor dan simpatik akan memberikan pengaruh kepada murid yang menguntungkan dan sebaliknya.
c) Menyangkut persamaan indriawi seperti panas, dinginm sejuk, sedap dan lain- lain perlu dilakukan pembiasaan pengembangan keperibadian.
d) Disekolah dan dirumah seyogyanya senatiasa ditumbuhkan perasaan intelektual dalam upaya untuk membangkitkan kenangan (hobi) belajar.
e) Bahwa gangguan yang serius dan kronis pada kehidupan perasaan bisa mengakibatkan timbulnya tingkat abnormal dan gejala neurosa.
2. Emosi dan perkembangan pribadi 
Karena emosi berpengaruh terhadap kejiwaan kita, berarti berpengaruh pula juga terhadap kemauan dan perbuatan maka gejala jiwa itu berpengaruh pula terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi.
a) Kekuatan perasaan dapat diperkuat dan dapat diperlemah. Kemungkinan semacam itu memberi kesempatan yang baik kepada usaha-usaha pendidikan.
b) Pendidikan perasaan sangat penting, usahakanlah suasana dan rangsangan yang dapat membangun dan mengembangkan perasaan yang baik dan luhur, dan tindakan keadaan yang merangsang timbulnya perasaan rendah dan negative, misalnya: perasaan takut, kecil hati, dendam, iri, khawatir, dan sebagainya.
c) Karena emosi mempunyai sifat menjalar/menular/merembet, maka jangan membawakan emosi-emosi negatif dalam hubungannya dengan sesame, baik dalam pergaulan pendidikan maupun dalam pegaulan pada umumnya.


C. SIMPULAN

Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum. penerbit Andi, Yogyakarta,1980.

Abu Ahmadi,H.Dre.,Psikologi Umum,Penerbit PT Bina Ilmu, Surabaya, 1983.